Pilihan pekerjaan Sales Promotion Girl (SPG) bagi perempuan kerap dijadikan jalan pintas untuk menambah pundi-pundi harta. Bermodal paras manis tanpa perlu pendidikan tinggi membuat kerjaan ini tak sulit didapatkan.
Kerja sebagai SPG pada dasarnya merupakan ujung tombak bagi sebuah pemasaran sebuah produk. Tidak sedikit para konsumen justru lebih tergoda wajah cantik dibanding produk yang dijualnya.
Meski jadi andalan, banyak cerita negatif di balik sosok orang-orang yang bekerja sebagai SPG. Kebanyakan alasan makin tingginya kebutuhan hidup menjadikan mereka justru terjerembab ke dalam lubang hitam.
Tidak sedikit juga dari mereka berakhir di balik jeruji besi lantaran frustasi. Pasalnya, kehidupan SPG yang dekat dengan hiburan malam membuatnya terkadang mencicipi pelbagai zat dan obat-obatan terlarang.
Citra negatif menjadi SPG memang akan selalu melekat. Paling awam didengar, banyak di antara mereka nyambi menjadi pemuas syahwat bayaran. Bahkan kerjaan sampingan ini justru mendatangkan fulus lebih besar dibanding kerjaannya tersebut.
Tentunya tidak semua para SPG melakukan hal menyimpang seperti itu dan inilah keempat hal tersebut yang berhasil kami rangkum:
1. Jadi pecandu narkoba
Jajaran Polresta Kota Yogyakarta mengamankan tiga SPG (sales promotion girl) pengguna narkotika jenis sabu, Jumat (2/10). Ketiganya tertangkap ketika polisi tengah melakukan operasi Narkoba Progo 2015.
Kasat Narkoba Polresta Kota Yogyakarta AKP Sugeng Riyadi mengatakan, ketiga tersangka yaitu ST (30) DW (27) dan OU (23) merupakan SPG sebuah even di Yogyakarta.
"Petugas pertama kali mengamankan ST, setelah dilakukan pengembangan, kita dapatkan dua nama lagi yang merupakan teman tersangka," katanya pada merdeka.com, Rabu (7/10).
Sugeng mengungkapkan saat ditangkap, ST sedang mengonsumsi narkoba di indekos. ST, DW dan OU mengaku menggunakan barang haram itu untuk menghilangkan galau.
"Mereka biasa mengonsumsi narkotika jenis sabu pada saat galau, sedang banyak pikiran dan masalah," tambahnya.
Polisi pun berhasil mengamankan barang bukti berupa sebuah amplop berisi 1 buah pipet kaca dan potongan plastik bening bekas pembungkus sabu. Selain itu juga botol air mineral ukuran 600 ml yang terdapat dua lubang pada ujung tutup botol, korek gas, sebuah sendok, sedotan warna kuning, sebuah potongan sedotan ukuran besar dan sebuah ponsel Samsung warna putih.
"Tiga tersangka kami jerat Pasal 111 ayat 1, Pasal 127 ayat 1a Jo Pasal 132 ayat 1 UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp 8 miliar," ungkapnya.
2.Terlibat pencurian
Empat pelaku pencurian dan kekerasan bermodus pelacuran online dibekuk anggota Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/9). Aksi ini melibatkan dua Sales Promotion Girl (SPG) berkedok sebagai PSK.
Empat pelaku adalah dua warga Dukuh Kupang, Surabaya yang berperan sebagai PSK yaitu Feni (28) dan Fafa (23). Kemudian Findy (40) warga Jalan Rajawali, bertugas mencairkan isi ATM korban, dan Marfuat (27), warga Margorukun, bertugas menjual perhiasan korban.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete, saat menjalankan aksinya, komplotan ini mencari mangsa melalui aplikasi komunikasi WeChat. Mereka berkedok menawarkan PSK dengan banderol Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu sekali kencan. Setelah terjadi kesepakatan harga, dua SPG berperan sebagai PSK bertemu di sebuah hotel.
"Dua SPG ini bergantian, jika satunya yang mendapat tugas melayani korban, maka SPG satunya bagian mengantar. Begitu juga sebaliknya," kata Takdir di Mapolrestabes Surabaya.
Setelah pelaku dan korban berada dalam kamar hotel, lanjut Takdir, pelaku menawarkan obat kuat seharga Rp 8 ribu kepada korban, sebelum memulai permainannya. "Dan pelaku pura-pura mandi dulu, biar segar sambil menunggu reaksi obat kuat, yang sebenarnya adalah obat bius agar korban pingsan," ucap Takdir.
Ketika korban tak sadarkan diri, pelaku langsung menguras seluruh harta benda korban lalu pergi meninggalkan kamar hotel, dan menemui ketiga rekan-rekannya. "Jadi empat tersangka ini memiliki peran masing-masing. Dua berperan sebagai PSK, yang dua lagi berperan mencairkan uang di ATM korban dan menjual semua perhiasan korban," ucap Takdir.
Saat ini, lanjut Takdir, pihaknya sudah mendapat laporan dari lima korban. Bahkan, salah satu korban ada yang sempat dirawat di rumah sakit akibat dibius para tersangka.
3.Salah gunakan seragam Polisi
Sales Promotion Girl (SPG) identik dengan memakai pakaian seksi ketika menawarkan produk. Perpaduan tubuh, pakaian seksi dan wajah yang cantik merupakan nilai jual untuk menarik minat pembeli.
Namun, yang terjadi di Samarinda adalah sebaliknya. Dua SPG cantik harus berurusan dengan polisi karena pakaian yang mereka kenakan. Dalam sebuah pameran mobil mewah di salah satu mal di Samarinda, dua SPG tersebut memakai pakaian polisi sangat seksi dengan memperlihatkan pusar mereka.
Tak ayal wanita-wanita cantik itu mengundang reaksi heboh sehingga dilaporkan kepada polisi. Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol A Wisnu membenarkan peristiwa tersebut. "Benar (ada SPG berpakaian polisi seksi)," kata Wisnu saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/3).
Wisnu pun menjelaskan, jika hal itu bukan masalah keseksian dua SPG akan tetapi terkait baju polisi yang digunakan secara seksi. Menurutnya, itu pelecehan terhadap institusi polri dan harus ditindak. "Itu pelecehan terhadap institusi polri," katanya.
4.Nyambi jadi pelacur
Cerita miring mengenai para SPG sudah bukan rahasia umum. Profesi sebagai SPG kerap dikaitkan dengan hal negatif.
Pemilik FP agensi, Firnas Prawira (29) mengungkapkan memang ada SPG yang bersedia 'dipesan' setelah selesai mengisi acara. Namun, jumlah SPG plus-plus itu jauh lebih sedikit dibanding mereka yang mengedepankan profesionalisme menjadi SPG.
Alasan klasik para SPG plus-plus itu sudah bisa ditebak ingin mendapatkan penghasilan lebih. Nilai jual para SPG plus-plus tergolong fantastis. Anda yang berkantong tipis jangan berharap bisa mendapat service dari mereka.
"Short time bisa Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta," kata Firnas kepada merdeka.com. FP Agensi biasa menyediakan jasa SPG, SPG, MC dan model.
Nilai itu melonjak dua kali lipat jika sang pemesan ingin membooking SPG satu hari penuh. Sebagai perantara, Firnas mengaku hanya berperan memperkenalkan. Jika ada biaya tambahan itu kesepakatan antara si SPG dan pemesan.
"Biasanya kalau long time Rp 5 juta sampai Rp 10 juta," ungkapnya. Mereka yang memesan adalah om-om dan cukong-cukong berduit.
Berita Terkait:
- Pengalaman pria yang pernah ML dengan Tataa Chubby
- Koleksi Foto Bugil Mirip Siti Badriah Sedang ML
- Foto Mirip Artis Myas Tirasih Sedang Berhubungan Badan
- Ini syarat Kencan dengan Vitalia Sesha Model Hot
- Cupi Cupita Mengaku Sering Dibooking oleh Pengusaha
- Bukti Transfer uang ke rekening Amel Alvi Sebesar Rp. 80 juta
- Kelamnya kehidupan pramugari pesawat (Seks dan Narkoba)
- Heboh, Mahasiswi UIN jual diri di Facebook
- Koleksi foto Tataa Chubby tanpa sensor (BUGIL)
- Heboh, Nikita Mirzani ketangkap basah lagi ML di toilet Trans tv
_________________________________________________________
Info: Kepada seluruh pembaca blog ini yang ingin mengambil atau copas koleksi foto ini, harap menyertakan linknya!!! Jika tidak disertakan link blog ini, kami akan melaporkan postingan copas tersebut ke google sebagai bentuk pelanggaran dan postingan illegal. Blog yang banyak melanggar dan berisi konten illegal/plagiat akan dihapus dari google. Atas kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih!!!
__________________________________________________
=> KLIK DISINI UNTUK INFO SELANJUTNYA <= |
DVD ANAK SHOLEH SERI TUPI DAN PINGPING HARGA RP. 85.000-, ORDER SILAHKAN HUBUNGI 085776198615 |
DVD HARUN YAHYA SEDANG PROMO NIH, DARI HARGA RP. 150.000-,
JADI RP. 100.000-, ORDER HUBUNGI 085776198625
|
DVD ANAK BERMAIN SAMBIL BELAJAR BERSAMA MIMI ADA 4 CD
PLUS DAPAT 2 BONEKA JARI, PANDUAN DONGENG DAN KARTU CERDAS
DAPATKAN SEMUANYA DENGAN HARGA RP. 95.000
ORDER HUBUNGI 085776198625
0 komentar:
Posting Komentar